Saturday 29 September 2007

Nasionalisme Tak Selebar Monitor Komputer



Sempat risih aja liat orang indonesia bikin blog pake bahasa inggris (bukannya gak bisa bahasa inggris!)
dimana rasa nasionalisme kita.. :P

saya rasa ini juga karena "katanya" tuntutan google adsense "masa sih"?!?
Sebelumnya pernah ngobrol2 ma member milis ini (lewat YM), saya tanya "kok isinya inggris semua?", "biar adsensenya ketrima mas, juga biar dapet earning lebih".

OH YA?!


Tulisan di atas adalah lontaran yang saya temukan di milis id-AdSense.

Saya kira, mengaitkan penggunaan bahasa Inggris (English) dengan nasionalisme endonesa adalah tindakan terburu-buru. Nasionalisme tak selebar monitor komputer.

Kalau boleh melontarkan pendapat pribadi, saya malah lebih terganggu dengan peblog (blogger) endonesa yang ketika menulis dalam bahasa Indonesia, tidak berusaha menulis dengan baik.

Blog saya sendiri berbahasa Indonesia. Kalau pun ada yang berbahasa Inggris, cuma beberapa. Padahal, blog saya juga terikut dalam program Google Adsense.

Bukan karena tak mau mengikuti --yang katanya tuntutan-- Google Adsense. Sebenarnya, keterampilan saya dalam berbahasa Inggris, sangat terbatas. Malah mungkin, luar biasa not well lah... :-D

Omong-omong tentang "tuntutan sponsor", barangkali tidak demikian. Sebab, Google Adsense (katanya) sudah mendukung penggunaan Bahasa Indonesia.http://asiablogging.com/blog/199/adsense-now-supporting-bahasa-indonesia/

Terlepas dari nasionalisme, tuntutan sponsor, atau keterbatasan akan Bahasa Inggris, peblog yang senasib dengan saya mungkin bisa saja belajar dari pengalaman Agus Hery, peblog dari Bandung. Melalui artikel "Blogger : Use English Subject in Post just for Adsense?" di blognya, kita bisa membaca sebuah sesuatu yang cukup menarik untuk ditiru.

Menurut Agus hery, ia biasa menggunakan Bahasa Inggris untuk Judul Pos (post title) sementara isi (content dalam Bahasa Indonesia. Tentu dengan alasannya sendiri, tetapi tegas sang pemilik blog, "tak ada kaitanya dengan program Adsense".

Saya tidak bermaksud mengikuti kebiasaan Agus Hery. Bukan karena alasan nasionalisme. Rasanya tak nyaman saja menulis dengan bahasa "lain di title, different with isi". Kacau, kan? What does you think you is? :-P


ReviewMe: Review Daku Kau Kubayar

Ini adalah tips lanjutan mencari penghasilan tambahan dari blog. Yakni, dengan bergabung bersama ReviewMe.

ReviewMe adalah semacam agen penulisan review alias resensi atau ulasan tentang sebuah blog atau situs lain yang menjadi klien ReviewMe.

Dengan mendaftarkan blog pada program ini, setiap anggota berkesempatan menerima order penulisan ulasan blog yang relevan dengan blog si anggota. Tapi tidak setiap blog yang kita miliki dapat didaftarkan dalam program ReviewMe. Salah satu ukurannya, blog tersebut minimal memiliki pagerank 2. Jika belum tahu berapa pagerank blog anda, anda bisa lihat dari sini .

Anda mungkin punya lebih dari satu blog. Mungkin 3, mungkin 7, mungkin 10, atau bahkan lebih dari itu. Tapi dengan mendaftarkan satu blog saja, peluang mendapatkan pesanan penulisan review akan sama besar. Maksimal 10 review per bulan. Harga per review sangat beragam. Pesanan penulisan review yang pernah saya kerjakan berbayar $5 hingga $12.5. Terbilang lumayan untuk menambah penghasilan sembari mengisi waktu luang. Cukup untuk biaya ngopi, di Starbucks sekalipun :-) .

Berikut terjemahan bebas dari panduan (Review Guidelines) yang saya terima:

  • Panjang ulasan harus sekurang-kurangnya 200 kata. Sekiranya ingin menulis lebih panjang, silakan. Yang penting tak kurang dari 200 kata.

  • Ulasan harus memuat "Link Text" dan "Product URL", sekurangnya satu kali.

  • Cantumkan URL permanen dari review yang anda tulis diblog kita ketika melaporkan (kepada ReviewMe) bahwa pekerjaan kita telah rampung.
    *Catatan: ReviewMe akan memberikan semacam formulir sederhana yang berisi tempat dimana pencantuman atau submit dilakukan.

  • URL yang dimaksud harus unik dan bukan salnan dari review yang kita tulis sebelumnya.

  • Ulasan harus mengandung muatan yang unik.

  • Dilarang memasukkan link afiliasi (affiliate links ke dalam review. Review yang mengandung link afiliasi akan ditolak.


Amat sangat kelewat mudah!


Friday 28 September 2007

123rf.com -- Menjual Foto Secara Online



Barangkali anda setuju bahwa fotografi adalah hobi yang mahal. Jadi, rasanya sayang kalau kegiatan memotret hanya digeluti sebatas hobi. Di era fotografi digital (digital photography) yang didukung dengan teknologi internet saat ini banyak peluang untuk menambah penghasilan bagi penggemar fotografi. Tanpa peduli amatir atau profesional.

123rf.com adalah salah satu situs yang berperan sebagai semacam agensi foto (photo agency). Banyak orang dari seluruh dunia memuatkan (upload) atau memajang hasil memotret mereka di situs ini, dengan maksud menjualnya. Proses menjual foto (selling photo process) melalui 123rf.com amat mudah dan sederhana. Hanya melalui 3 tahap (step).

  1. Tahap 1: Mendaftar (sign up) di 123rf.com untuk menjadi anggota 123RF.
  2. Tahap 2: Upload foto anda. Log in, buka menu photograpers lalu klik "upload images". Selanjutnya 123RF akan menjualkan foto anda.
  3. Tahap 3: Lakukan terus menerus pemuatan (uploading/submitting) untuk mendapat bayaran lebih.


Berapa bayaran yang akan anda terima?
123RF akan membayar anda 50% dari tiap foto anda yang terjual alias diunduh (download) orang lain.

Cara untuk mendapatkan bayaran tambahan dari 123RF:
  • Mereferensikan kepada pembeli (Refer customers):

    Artinya anda telah membantu mempromosikan situs 123RF serta mengantarkan pembeli di situs ini. Jasa anda tersebut akan diganjar bayaran sebesar $0.36 per foto yang didownload oleh sang pembeli.

  • Mereferensikan kepada fotografer lain (Refer photographers):
    Artinya anda memberi referensi atau rujukan kepada teman atau kerabat anda untuk bergabung di 123RF. Ketika foto milik fotografer rujukan anda tersebut terjual, anda juga akan mendapat bayaran dari 123RF. Jumlahnya, 10% dari harga tiap foto yang terjual atau didownload pembeli.

Mudah-mudahan, dengan menjual foto secara online, hobi memotret bisa menguntungkan.

Peluang yang sama juga ditawarkan oleh:
FOTOLIA












Thursday 27 September 2007

Cari Uang Lewat Blog: 5 Tips

Ngeblog sudah bukan budaya baru. Tentu faktor pendukungnya adalah karena memiliki dan menulis blog itu gampang serta tidak perlu membayar. Banyak sekali penyedia layanan blog gratis. Mau blogger, wordpress, multiply, atau yang lainnya, tinggal pilih, klik, daftar, jadi!

Pada awalnya, banyak orang menulis di blog untuk berbagi opini, puisi, atau sekadar curhat. Berikutnya, pengguna blog juga melakukannya dengan alasan bisnis untuk mengais rezeki. Seandainya anda juga berminat mencari keuntungan, menambah penghasilan, cari uang melalui blog, paling tidak ada 5 cara untuk memulai bisnis kecil-kecilan (small business anda).

  1. Jual-Beli Online. Dengan blog kita dapat membuat sebuah toko maya. Meski maya, tentu jual beli barang atau jasanya nyata. Lihatlah amazon! Ini adalah sebuah toko buku dalam wujud sebuah situs. Pembelian buku dapat dilakukan tanpa anda harus datang ke toko buku. Cara yang sama juga dipakai lovereading. Di indonesia, toko buku online semacam ini antara lain khatulistiwa dan inibuku.

    Itu situs! Bagaimana dengan blog?! Ada satu blog yang memakai cara ini adalah blog milik Desak Amik dari bali yang menjual tas. Keuntungan berdagang online adalah pasar yang luas dan lintas negara, nirbatas wilayah.

  2. Menjual Iklan. Jika sebuah majalah atau koran terhitung populer, pasti banyak pemasang iklan yang berminat. Sama halnya dengan blog. Sebuah blog yang ramai dikunjungi, banyak yang ingin memasang iklan yang senada dengan tema tersebut. Demikian juga dengan blog kita, sangat mungkin untuk menjual ruang kosong di blog kita kepada pemasang iklan.

    Salah dua layanan program yang selalu siap beriklan di blog kita adalah Google Adsense dan AuctionAds. Untuk bisa mengikuti kedua program ini kita harus mendaftar. Langkah berikutnya, tinggal meletakkan kode khusus yang mereka berikan ke dalam blog kita.

  3. Menjual Karya. ReviewMe bisa menjadi salah satu pilihan bagi anda yang berminat menjual karya dalam bentuk tulisan. Jika anda telah tergabung pada program ini, mereka akan memberikan proyek penulisan review atau ulasan dari situs-situs yang menjadi klien mereka. Tulisannya singkat saja. Bahkan ada yang hanya 200 kata. Selanjutnya tinggal tulis (mereka meminta dalam bahasa Inggris), lalu upload ke blog kita. Jangan lupa konfirmasi ke pemberi proyek setelah proyek penulisan dirampungkan.

    Get Reviewed At ReviewMe!

  4. Nitip Karya. Selain menulis untuk blog sendiri, kita bisa menulis untuk blog atau situs lain. Beberapa penyedia layanan ini antara lain, shvoong dan helium. Yang kedua mirip sebuah agen yang siap memasarkan tulisan kita ke para konsumen, biasanya penerbit. Honor kita akan dikirim melalui beberapa cara, bisa melalui check, bisa juga dalam bentuk uang maya (pay-pal) atau (e-Gold).

    Tak hanya tulisan yang dapat dititipkan. Para fotografer, ilustrator, desainer grafis juga dapat menitipkan karyanya. Banyak sekali tempat menitipkan karya semacam ini, dan berperan sebagai agen karya kita, dimana mereka akan membayar kita dalam bentuk komisi jika karya kita dibeli oleh orang lain. Dua contohnya yaitu, 123rf.com dan istockphoto.

  5. Menjadi Perujuk. Banyak sekali program perujuk atau pemberi referensi (referral) yang bersedia membayar anda mereferensikan produk mereka. Sebagian contoh diatas menyediakan layanan referral. Misalnya, Adsense, Shvoong, Helium, 123rf, istockphoto, agloco, atau anda bisa mencari yang lain.
    View My Portfolio


Nah, selamat mencoba membuat blog anda lebih dari sekadarnya





Fakta Seputar Kehidupan Penulis



Fakta Seputar Kehidupan Penulis


Oleh: Mridu Khullar
Diterjemahkan secara bebas oleh Syam Asinar Radjam


Jadi, anda bermimpi menjadi penulis terkenal? Anda ingin menyelesaikan sebuah artikel di selembar kertas secepat mungkin dan melihatnya dimuat di suatu media cetak. Anda memiliki ide yang luar biasa untuk sebuah buku dan anda akan memulainya sekarang. Tapi tahukah anda bagaimana sebenarnya kehidupan riil seorang penulis? Bacalah untuk menemukan jawabannya?

  1. Penolakan adalah bagian dari hidup. (Tulisan) anda bakal ditolak. Tak peduli seberapa bagus (tulisan) anda, seberapa ciamiknya teknik (menulis) anda, atau sedetil apapun tulisan anda. Suatu hari, anda bangun dari tidur dan menemukan penolakan (dari penerbit) melalui surat. Janganlah patah arang. Hal ini terjadi pada setiap penulis.

  2. Penulisan ulang (rewriting) pasti terjadi. Tanpa peduli sebagus apapun kosakata yang anda pakai, sebagus apapun materi tulisan anda, pasti akan datang suatu ketika, manakala seorang editor meminta anda menulis ulang naskah anda. Sebenarnya, itu berarti sang editor menyukai karya anda, namun butuh anda memoles kembali sejumlah detail yang ia butuhkan.

  3. Deadline pasti anda jumpai. Taat deadline merupakan bagian penting dalam karir (menulis) anda. Luput satu deadline, dapat dipastikan bahwa anda kehilangan kesempatan untuk menulis di penerbit tersebut. Waspadalah, jangan mengambil terlalu banyak (pesanan tulisan) yang tidak mampu anda rampungkan. Ini akan menurunkan reputasi anda dan membuat anda tampak tidak profesional.

  4. Kebuntuan Penulis (Writer's Block) bukan mitos. Writer's block adalah realitas. Suatu hari anda terbangun dari tidur dan mendapati bahwa diri anda sedang tak mampu lagi menulis. Santai. Itu cuma sebuah fase. Tingkatkan motivasi anda, dan anda akan kembali pulih tanpa memakan waktu lama.

  5. Lakukan selingan, lakukan selingan, lakukan selingan. Jika anda bekerja di rumah, anda memiliki kemudahan untuk melakukan kegiatan selingan. Anak anda butuh makanan, pakaian kotor perlu dicuci, anda butuh secangkir kopi. Dan ketika semua telah dirampungkan, telepon berbunyi. Itu mungkin telepon dari suami atau istri anda, yang mengingatkan anda agar tak lupa hal-hal yang perlu dikerjakan.

  6. Tak dapat dilakukan tanpa "thesaurus" atau kamus. Tak peduli sebetapa bagus daftar kosakata yang anda kuasai atau betapa kocaknya gaya penulisan anda. Faktanya dalam kehidupan menulis anda membutuhkan "thesaurus". Bakal ada saatnya anda terlalu sering menggunakan kata yang sama, atau sulit menemukan ungkapan yang lebih baik. Saat itulah anda memerlukan thesaurus.

  7. Anda tak mungkin dapat menyenangkan semua orang. Setiap orang berbeda. Lusinan orang yang akan mengapresiasi pekerjaan anda. Ada juga orang yang akan merobek karya anda dengan kritik pedas mereka. Belajarlah mengambil hal-hal baik dari hal-hal buruk.

  8. Perlu kesabaran yang luar biasa. Banyak editor yang aneh. Para editor membutuhkan waktu mereka, dan kita butuh kesabaran kita. Jangan meminta jawaban sehari setelah kita mengirimkan pengajuan. Kesempatan membutuhkan waktu.

  9. Uang tidak datang dengan mudah. Dalam dunia penulisan, uang tak datang semudah di dunia kerja yang lain. Anda mungkin menulis lusinan artikel setiap minggu, dan berharap banyak akan sejumlah uang akan datang darinya. Atau, anda mungkin berharap buku anda akan melampaui target yang anda perkirakan. Anda tidak pernah tahu, ini cuma dalam angan-angan, namun tidak setiap orang bisa menjadi Stephen King. Dan anda berpeluang untuk belajar menjalaninya bersama fakta bahwa tak akan ada film (movie) dibuat berdasarkan novel pertama anda.

  10. Jalan Penulis itu panjang dan keras. Jalannya bergelombang, dan bakal ada saatnya dimana anda merasa ingin menyerah. Tapi tujuan akhir merupakan sebuah kepuasan. Jangan biarkan jalan itu menghalangi anda dari mimpi yang anda bangun. Dan, jangan pernah menyerah.


[Penulis asli artikel ini, Mridu Khullar adalah editor pada http://www.writerscrossing.com, sebuah situs "resources untuk penulis web". Ia juga penulis pada Ebook 'The Writer's Handbook' yang tersedia gratis jika berlangganan pada newsletter Market Wave yang ia miliki.Untuk berlangganan kirim email kosong ke MarketWave-subscribe@yahoogroups.com.]


Wednesday 26 September 2007

"Free-Magazine" dalam Kemasan Blog



"Haha, Kamu mulai mata duitan," komentar istri saya ketika saya sedang membangun blog ini. Pasalnya, ia membaca tag blog ini: "Blog is Money" alias "Blog adalah Uang".

"Mmm, anggap saja begitu!" Sebenarnya, dari dulu saya ingin sekali menjadi penerbit media gratisan yang biaya produksinya tak dibebankan kepada pembaca. Dibagikan gratis, cuma-cuma, begitu saja. Media seperti ini, yang umum dikenal sebagai "free magazine" sangat marak di Jakarta.

Free Magazine di Jakarta banyak ditemukan dalam format media kawasan. Disebut media kawasan karena wilayah penyebarannya memang dialokasikan pada kawasan-kawasan tertentu saja. Sebut saja misalnya kawasan Kelapa Gading. Di sini konon sekitar dua puluhan media dalam bentuk majalah dan tabloid terbit rutin meski tidak dijual.

Kalau gratis, lalu darimana dana untuk menutupi biaya produksinya. Penulis perlu dibayar, kurir perlu digaji, proses mencetak (printing) nya juga perlu uang. Jumlahnya tidak sedikit. Tentu saja biaya tersebut ditanggung pengiklan, perusahaan yang memasang iklan di media tersebut.

Di pangkuan saya saat ini ada sebuah media gratis, Free Tabloid MEDIA CINERE. Media yang disediakan sebagai "Info Komunitas Cinere dan Sisi Selatan Jakarta" ini terbit 12 halaman. Isinya? Sembilan halaman berisi iklan.

Padahal, konon menurut salah satu wartawan senior yang sekarang merintis sebuah kantor berita, dengan dua halaman iklan saja, biaya produksi tabloid semacam ini pasti tertutupi.

Kembali ke laptop, saya belum bisa membuat media gratis dalam format majalah atau tabloid. Jalan yang paling memungkinkan adalah melalui blog. Tapi selain menyajikan informasi yang berguna bagi para pembacanya, blog ini juga tak harus membuat kantong si pemiliknya terkuras. Sebab, meski tidak sebanyak yang dibutuhkan dalam menerbitkan majalah atau tabloid, ngeblog juga memakan biaya, terutama jika rutin. Paling tidak biaya mengakses internet, biaya riset untuk penulisan, dan tentu biaya kopi untuk teman begadang.

Saya percaya, dengan membangun sebuah blog yang dikhususkan untuk mengikuti program-program "monetize", cita-cita sederhana itu tercapai.


Apa itu Monetize?



Saat menulis artikel ini saya melacak berapa banyak sumber maya yang mengandung kata monetize di dalam situs pencarian Google. Jumlahnya, 4,690,000. lebih dari empat juta tautan.

Saya sendiri sedang mencari definisi monetize itu sebenarnya apa? Dari hasil penelusuran singkat, inilah beberapa definisinya:

Wikipedia
mendefinisikannya sebagai...

... the process of converting or establishing something into legal tender. It usually refers to the printing of banknotes by central banks, but things such as gold, silver and diamonds can also be monetized. Even intrinsically worthless items can be made into money, as long as they are difficult to make or acquire. Monetization may also refer to exchanging securities for currency, selling a possession, charging for something that used to be free or making money on a goods and services that were previously unprofitable.


Investopedia mendefisikannya dalam dua arti:


  1. To convert into money.
  2. To convert from securities into currency that can be used to purchase goods and services.


The Free Dictionary dari Farlex menyebutnya dalam 3 definisi

  1. To establish as legal tender.
  2. To coin (money).
  3. To convert (government debt) from securities into currency that can be used to purchase goods and services.


Tuesday 25 September 2007

Hobi Membaca? Tulis Resensi, Anda Dibayar!

Hobi Membaca? Tulislah Resensi, dan Anda Dibayar!

Bagi yang suka membaca, cobalah menulis resensi kemudian kirim ke majalah atau koran. Jika dimuat, biasanya koran atau majalah akan memberi anda honor atas tulisan (resensi) tersebut. Dengan honor tersebut kita bisa membeli buku baru untuk kemudian diresensi lagi, dapat honor lagi, beli buku baru lagi, dan seterusnya berulang-ulang.

Biasanya majalah atau koran memberi batasan untuk sebuah resensi, berkisar 2 hingga 3 halaman folio atau spasi tunggal. Batasan lain mungkin adalah jenis buku, popularitas pengarang buku yang diresensi, atau gaya tulisan yang kita pakai saat menulis resensi.

Di dunia maya, ada sebuah situs yang menampung segala jenis resensi, ulasan, review atau abstract. Situs ini adalah shvoong. Uniknya situs ini tak hanya menampung resensi (review) buku. Ia bahkan menampung resensi terhadap artikel atau sebuah situs internet, malah ulasan terhadap blog kita sendiri.

Menulis resensi di sini lumayan mudah. Ada 3 pilihan berdasarkan banyak kata dalam satu resensi, yaitu 300, 600, dan 900 kata. Jadi sebuah review sederhana serta singkat sekalipun dapat dimuat di shvoong. Situs ini juga memberikan pilihan lain seandainya kita sungkan meresensi. Kita bisa menerjemahkan sebuah resensi atau abstract dari satu bahasa ke bahasa lain.

Berapa banyak honor yang diberikan oleh shvoong? Jumlahnya tergantung sebarapa sering resensi anda dibaca oleh orang lain. Makin sering, makin banyak uang yang kita dapat. Rumus kedua adalah tergantung banyaknya resensi yang kita upload. Makin banyak resensi, tentu makin besar keuntungan kita.

Dalam urusan honor yang diberikan shvoong, saya kira ada sebuah rumusan sederhana yang bisa dijadikan pegangan. Yang terpenting adalah bukan harga tetapi nilai. Pendek kata begini, katakanlah satu resensi yang cuma 300 kata dihargai hanya 1000 perak. Tapi bayangkan jika resensi yang kita tulis jumlahnya 100 resensi. Maka jumlahnya menjadi 100.000 rupiah. Bagaimana jika 1000 resensi? Bagaimana jika 1000 perak dikali 1000 resensi itu kita terima setiap bulan?

Saya sedang mencobanya program ini. Hitung-hitung sebagai latihan menulis resensi, tapi dibayar. Sekaligus juga latihan menerjemahkan.

Sekiranya berminat, silakan bergabung bersama shvoong!

Shvoong
Situs ringkasan dunia


Contoh ringkasan sederhana

Technorati Profile


20 hingga 200 Dollar Per Artikel

berhenti nge-blog, mulailah menulis! Pesan ini barangkali berlaku hanya bagi anda yang terampil menulis dalam bahasa Inggris. Maksud saya, sekiranya anda biasa menulis dalam bahasa Inggris kenapa tidak menulis untuk situs helium.

Saya sendiri tidak terampil menulis dalam bahasa Inggris, belum menulis satu artikel pun untuk situs ini. sayang sekali. Padahal, helium menyediakan bayaran bagi para penulis yang tergabung bersamanya. Mulai dari US$ 20,- hingga US$ 200,-. Angka yang sangat lumayan.

Tapi sebenarnya apakah helium itu? Di situsnya tertulis begini:

"We’re not a blog or a collection of edited encyclopedic listings. We are a vast resource of experience-based knowledge, wisdom and creativity. We welcome a variety of voices and opinions. Above all, we’re a community serious about writing articles of lasting value."


Jadi sekiranya berminat, kenapa tidak bergabung bersama helium.


Pendapatan Riil di Dunia Maya



Menyambung posting sebelumnya, (Waktu) Berinternet Adalah Uang, saat ini dunia bisnis tidak hanya berlangsung di dunia nyata. Bisnis juga terjadi di dunia maya, dunia cyber, atau dunia virtual.

Yang paling sederhana, para pebisnis dewasa ini mengandalkan situs (website) sebagai salah satu media promosi, bahkan juga untuk transaksi jual beli (trading). Tak hanya kalangan pebisnis, orang biasa seperti kita pun bisa mendapatkan keuntungan riil di dunia maya ini.

Sebenarnya saya belum dapat dikatakan berhasil dalam hal ini. Namun, melalui tulisan singkat ini saya hendak berbagi sejumlah informasi seputar bagaimana mendapatkan penghasilan riil dari dunia maya. Sebagaimana yang pernah saya singgung, saya mendapatkan uang dar internet dengan cara yang amat konvensional. Yakni mengirimkan naskah melalui fasilitas internet (email) ke penerbit yang mencetak tulisan saya di dunia non virtual.

Saat ini saya sedang mencoba beberapa ruang lain untuk memanfaatkan internet sebagai alat produksi sekaligus ladang pencaharian. Saat ini banyak situs yang menawarkan keuntungan atas kontribusi atau partisipasi para pengunjungnya. Banyak pula situs yang menawarkan kerjasama dengan sistem bagi hasil atau royalti.

Salah satunya adalah Google Adsense. Program ini dapat diikuti jika kita mempunyai situs (website) atau blog.

Sebagaimana diketahui, Google adalah mesin pencarian (search engine) terbesar saat ini. Karenanya banyak perusahaan yang memasang iklan di situs ini. Program kerjasama yang ditawarkan oleh Google Adsense adalah meminjam tempat di website atau blog kita untuk menaruh iklan yang dipasang oleh klien Google.

Model kerjasama ini sangat biasa di dunia nyata. Pengiklan akan membayar pemilik media tempat dimana iklan itu dipasang. Bedanya, pemilik blog yang ikut Google Adsense baru akan dibayar jika iklan kemudian muncul di website atau situsnya diklik oleh pengunjung blog tersebut.




Tapi dipesankan, jangan coba-coba mengklik iklan di blog anda sendiri. Ganjarannya, keanggotaan kita di Google Adsense bisa dihapus (banned).


(Waktu) Berinternet Adalah Uang



Time is money! Yah, waktu adalah uang, demikian kata pepatah. Tidak di dunia nyata, tidak di dunia maya (cyber), pada kedua dunia ini rumusan waktu adalah uang.

Secara sederhana, saat meluangkan waktu untuk berinternet kita harus mengeluarkan sejumlah biaya. Sebut saja misalnya pulsa telepon (jika kita mengakses internet menggunakan fasilitas telkomnet misalnya), atau biaya berlangganan sekiranya kita menggunakan layanan internet berlangganan. Entah itu telkom speedy, entah kabelvision, atau yang lainnya. Biaya lainnya tentu saja biaya listrik.

Seandainya kita berinternet dari warung internet (warnet) biayanya disederhanakan dalam satu komponen saja. Biaya sewa, entah perjam, entah per paket. Besarnya tergantung tarif yang dikenakan masing-masing warnet. Bisa lima ribu rupiah, bisa kurang dari itu, bahkan bisa lebih, untuk per satuan waktu yang kita gunakan.

Namun, berinternet tidak bisa disebut sebagai pekerjaan membuang-buang uang. Tentu saja kita mendapat sesuatu atas biaya yang kita keluarkan. Sebut saja informasi, hiburan, bahkan sahabat.

Sebenarnya, selain mengeluarkan uang, kita pun bisa mendapatkan uang melalui teknologi ini. Secara konvensional saya telah menggunakannya. Yah, Secara tak langsung saya sudah memanfaatkan internet sebagai sarana produksi. Dalam bentuk yang sangat sederhana, sebagai penulis, saya mengirimkan naskah tulisan saya ke koran, majalah, atau naskah novel, melalui email, salah satu fasilitas internet.

cara yang sama tentu digunakan oleh para penulis lain. Demikian juga dengan ilustrator, desainer grafis, atau wartawan. Mereka memakai internet untuk mengirim karya mereka ke redaksi sebuah penerbitan.


Setiap Kita Bisa Jadi Produsen Informasi



Yah, sebelum membaca tulisan ini pasti anda sudah yakin bahwa saat ini kita telah berada di 'era komunikasi'. Sama seperti anda, saya, dan bahkan para pialang saham, eksportir, pedagang barang bekas, politisi, aktifis sosial, juru dakwah, juga mengetahui hal yang sama. Mereka tersenyum riang hidup di era ini, menyambutnya dengan suka cita, sebab semua informasi bisa didapat atau disebarkan dengan cara amat mudah dan hemat waktu.

Pelaku informasi bukan cuma para pewarta, pengelola surat kabar, atau penjual koran. Semua orang bisa mengambil peran sebagai sumber informasi. Melalui internet yang menghubungkan berjuta-juta komputer dari satu pelosok ke tempat lain di sisi lain dunia, sebuah berita bisa terkirim dalam hitungan detik.

Sebuah ledakan di kota New York dapat segera diketahui oleh pembaca internet di Prabumulih, tidak hanya dalam hari yang sama, bahkan hanya selisih beberapa detik. Demonstrasi masyarakat di pedalaman Amungme Papua, segera terbaca beritanya di gedung senat Amerika Serikat. Atau apapun. Sekali lagi, semua serba mudah, serba segera.

Era ini tidak hanya memudahkan lalu-lintas informasi. Ia juga memungkinkan setiap orang untuk bertukar informasi danm bahan pembicaraan. Arus informasi yang berlangsung saat ini lebih sarat dari arus lalu lintas di kota-kota besar, hanya saja tanpa kemacetan. Ia mengalir melalui aneka jalan, email, situs internet, pesan pendek atau SMS melalui selular, faks, radio, atau siaran televisi.

Apakah kemudahan ini berlangsung karena kita memang memiliki banyak sekali bahan obrolan? Tentu saja tidak! Atau setidaknya masih bisa didebatkan. Sebagian bahan pembicaraan itu, yang kita baca dikoran maya, yang kita saksikan di televisi, atau yang terdengar di radio, barangkali hanya perulangan, repetisi, duplikasi, bahan pembicaraan yang pernah ada. Sebagian barangkali ditambahi dengan pemutakhiran (updating). Sebagian, ada juga yang baru.

Dalam era ini, dalam konteks sebagai pengguna internet, kita bisa berperan apa saja. Sebagai produsen, konsumen, atau paduan keduanya. Kita bisa hanya menjadi konsumen, dalam artian hanya menggunakan internet untuk membaca berita di sebuah koran maya, mendengar atau mengunduh musik, menonton video online, atau sekadar berkirim surat.

Tapi untuk menjadi produsen pun sama mudahnya. Misalnya, kita bisa berbagi berita melalui blog. Pilihan lain, kita bisa berbagi file lagu, video, foto, atau ilustrasi melalui sebuah situs yang menyediakan layanannya. Baik situs umum, maupun situs pribadi, bahkan blog.

Tak perlu sungkan berbagi. Apapun informasi yang kita pajang di sebuah situs, pasti ada yang membaca. Meski mungkin akan ada saja yang mencela, tapi pasti ada yang merasa informasi yang kita sebar... bermanfaat.